KALTENGKITA.COM-Relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengumumkan nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di Bandung, Jawa Barat. Hasilnya, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Menparekraf Sandiaga Uno banyak dipilih rakyat menggantikan Jokowi menjadi presiden di 2024.
Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia, Andi Gani menyampaikan, Ganjar dipilih oleh 921 atau 16,10 persen dari 5.721 peserta Musra Jabar dalam kelompok ‘Calon Presiden Harapan Rakyat’. Sementara Sandiaga mendapat suara dari 16,92 persen atau 968 dari total peserta.
Adapun tokoh-tokoh di bawahnya secara berurutan antara lain Menhan Prabowo Subianto dengan 635 suara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 516 suara, Gubernur Jabar Ridwan Kamil 296 suara, dan Ketua DPR RI Puan Maharani 238 suara.
Kemudian ada nama Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di urutan ke-8 dengan perolehan 164 suara, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Moeldoko dengan 147 suara dan Panglima TNI Andika Perkasa.
Andi menjelaskan, sebanyak 1.123 pemilih punya kriteria dan karakter calon pemimpin bangsa yang jujur dan bersih. Sebanyak 1.017 lainnya punya kreteria Presiden 2024 yang berani, tegas, dan berwibawa. Disusul kriteria lainnya seperti berpengalaman, merakyat, dermawan, berakhlak baik, dan berpendidikan profesional.
“Peserta Musra Jawa Barat lebih mendambakan pemimpin bangsa yang jujur dan bersih, sekaligus berani, tegas, dan berwibawa, serta berpengalaman,” kata Andi dalam keterangannya, Rabu (31/8).
Andi menyebut, kriteria merakyat cukup tinggi sebagai bagian dari penilaian terhadap seorang pemimpin di mata para peserta dengan total suara 785. Menurut Andi, penilaian merakyat bersanding dengan kriteria lain.
“Sedangkan tiga karakter terbawah (dermawan, akhlak baik, dan berpendidikan dan profesional, Red) tetap dipandang penting namun tidak menjadi hal yang utama,” tegasnya.
Sementara, lanjut Andi, agenda kesejahteraan dan pemerintahan yang baik dan bersih sebagai agenda kebangsaan pilihan rakyat pasca 2024. Agenda tersebut dipilih oleh 1.218 peserta.
“Hal tersebut dapat dikatakan mencerminkan kekhawatiran publik terkait dengan ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19 dan krisis ekonomi yang kini berlangsung,” ungkap Andi.
Andi menjelaskan, perkembangan ekonomi menjadi isu paling berpengaruh terhadap pilihan para peserta. Terutama terkait upah dan harga BBM yang belakangan diwacanakan kenaikannya oleh Pemerintah.
“Sedangkan untuk agenda-agenda kesejahteraan yang bersifat sektoral seperti pendidikan dan kesehatan, peserta tidak banyak memilih,” pungkas Andi. (Redk-2)