Nyeri Dada hingga Batuk Terus Menerus, Waspada Gejala Kanker Paru

KALTENGKITA.COM-Jangan sepelekan batuk berkepanjangan. Batuk terus menerus disertai gejala lain seperti nyeri dada, penurunan berat badan, hingga sesak napas, bisa menjadi tanda seseorang mengalami kanker paru.

Hal itu diungkapkan spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi medik dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM. Menurutnya, gejala awal seringkali tak terdeteksi.

“Gejala awal kanker paru dapat berupa batuk terus-menerus; nyeri dada yang memburuk bersama pernapasan dalam, batuk, atau tertawa; suara serak atau sesak napas; penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan; batuk darah atau dahak yang berwarna karat; mudah lelah; infeksi persisten, seperti bronkitis dan pneumonia,” katanya dalam webinar, Selasa (30/8).

Ia menegaskan sebagai pengetahuan dasar, masyarakat perlu memperhatikan gejala awal kanker paru untuk mendapatkan diagnosis yang cepat sebagai dasar pemberian pengobatan yang tepat. Saat terdeteksi dini, maka peluang kesembuhan lebih besar.

“Jika kanker paru ditemui pada stadium awal, harapan hidup pasien lima tahunan akan lebih tinggi,” lanjut dr. Andhika.

Rokok Penyebab Utama

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan kanker paru adalah jenis kanker yang kejadiannya paling tinggi pada laki-laki di Indonesia. Karena 95 persen kanker paru akibat lingkungan serta gaya hidup, dan kebiasaan merokok -dalam hal ini Indonesia menempati posisi nomor satu dalam jumlah perokok laki dewasa di dunia, serta polusi sekitar yang tinggi.

Lebih lanjut Prof. Aru mengatakan gejala pada kanker paru seringkali tidak tampak pada stadium awal. Situasi ini menunjukkan bahwa 60 persen pasien kanker paru datang dalam stadium lanjut.

“Sebab seringkali kanker paru memiliki gejala yang serupa dengan penyakit umum lainnya seperti TBC, dengan demikian penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko, gejala, dan perawatan yang tersedia termasuk perawatan inovatif terkini sebagai harapan baru bagi pengobatan kanker paru,” katanya.

Menurutnya, satu hal yang sangat memprihatinkan adalah angka kematian akibat kanker paru kurang dari satu tahun di Indonesia terus meningkat sejak data Globocan 2018. Angka kematian akibat kanker paru untuk wilayah Asia secara keseluruhan justru mengalami penurunan sebanyak persen.

“Khusus untuk kondisi kanker paru di tanah air, Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian kanker tertinggi di Indonesia dengan 84 orang meninggal dan 95 kasus baru terdiagnosa setiap harinya. Maka perlu memerhatikan apa saja gejalanya sebelum terlambat,” ungkapnya. (Redk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *