1,7 Juta Bayi Belum Dapat Imunisasi Dasar

KALTENGKITA.COM-Lewat Aplikasi SehatIndonesiaKu (ASIK), hasil imunisasi setiap sasaran akan dicatat secara elektronik. Aplikasi itu juga terhubung dengan PeduliLindungi. Masyarakat juga dapat mengetahui status layanan kesehatan yang telah diberikan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ASIK yang diluncurkan sejak bulan lalu sebagai bagian dari transformasi teknologi kesehatan.

”Ayo, bawa anak-anak kita ke puskesmas, fasilitas pelayanan kesehatan lain, maupun pos pelayanan imunisasi dan pastikan anak-anak kita mendapatkan imunisasi selama pelaksanaan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional, Red) ini,” ujar Budi.

Selama pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis. Jika cakupan itu tidak segera dikejar, dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang bakal menjadi beban ganda di tengah pandemi. Ada lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019–2021. Dari jumlah tersebut, lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.

Dampak penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti campak, rubela, dan difteri di beberapa wilayah.

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah itu pula, Kemenkes mengadakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berlangsung dua tahap. Tahap I dilaksanakan sejak 18 Mei di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak dan rubela untuk usia 9–15 tahun serta imunisasi kejar untuk anak usia 12–59 bulan yang imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib tidak lengkap.

Sementara, tahap II berlangsung mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak dan rubela yang menyasar usia 9–59 bulan. Ada juga imunisasi kejar pada anak usia 12–59 bulan yang imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib tidak lengkap. ”Tugas menteri kesehatan adalah menjaga masyarakat tetap sehat. Strateginya, kuratif dan preventif. Vaksinasi adalah tindakan preventif,” jelasnya.

Sebelumnya, Budi telah mencanangkan enam pilar transformasi di bidang kesehatan. Yakni, transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan. Dengan adanya transformasi ini, ke depannya seluruh data layanan kesehatan setiap individu masyarakat dapat terekam dalam aplikasi tersebut. (Redk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *