Cegah Hepatitis B, Skrining Bumil-Vaksinasi Bayi

KALTENGKITA.COM-Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2016, prevalensi hepatitis B antigen (HBsAg) reaktif pada ibu hamil di 12 provinsi di Indonesia rata-rata 2,76 persen. Jika setiap tahun ada sekitar 5,3 juta ibu hamil, diperkirakan terdapat hampir 150 ribu bayi yang 95 persen berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun ke depan.

”Itu terjadi bila tidak diproteksi obat imunoprofilaksis atau vaksinasi untuk pencegahan hepatitis,” kata dr Muhammad Ilham Aldika Akbar SpOG (K).

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FKUA) yang karib disapa Aldi itu menjelaskan, penularan hepatitis B dari ibu ke anak bisa terjadi saat kehamilan. Namun, sebagian besar terjadi saat persalinan. Tanpa penanganan yang adekuat, baik pemberian imunisasi aktif maupun pasif kepada bayi, penularan perinatal hepatitis B terjadi pada sekitar 90 persen bayi dengan HBeAg (hepatitis B enveloped Ag) positif dan 15 persen pada ibu dengan HBeAg negatif.

”Kombinasi imunisasi HBIG (imunoglobulin hepatitis B) dan vaksin hepatitis B yang diberikan dalam 12 jam sejak lahir menurunkan risiko penularan ke bayi dari 90 persen menjadi kurang 10 persen,” jelas dokter di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) itu.

Penularan bisa dicegah melalui skrining universal hepatitis B untuk semua ibu hamil, pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi baru lahir kurang dari 12 jam dengan HBIG, dan vaksin hepatitis B.

Selain itu, pemberian obat antivirus kepada ibu hamil dengan hepatitis B aktif. Bahkan, skrining hepatitis B, HIV, dan sifilis sudah menjadi program nasional (tripel eliminasi) untuk semua ibu hamil saat kali pertama kontrol kehamilan ke fasilitas kesehatan (faskes). ”Jadi, semua ibu hamil akan diperiksa hepatitis B di faskes masing-masing sejak awal kehamilan,” ujarnya.

Aldi menyampaikan, sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh sempurna. Namun, pada kasus bayi atau anak yang terinfeksi hepatitis B, mereka memiliki risiko tinggi mengalami hepatitis B kronis yang dapat berkembang menjadi sirosis hati atau kanker hati. ”Risiko pada bayi atau anak lebih besar,” tegas dia.

Hal itu dipertegas ahli gastroentero hepatologi di Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unair Prof dr Muhammad Miftahussurur SpPD-KGEH. Generasi muda harus diselamatkan dari hepatitis B. Dari 100 bayi yang terkena hepatitis, 10 tahun kemudian terkena kanker hati. Persentasenya 90 persen menjadi kanker hati.

Miftah –sapaan Muhammad Miftahussurur– menyatakan, banyak pasien yang datang ke dokter dalam kondisi sudah mengidap kanker hati. Padahal, usianya masih menginjak 25–30 tahun. ”Mungkin mereka tidak tahu sudah terkena hepatitis B sejak kecil,” ujarnya.

Karena itu, sangat penting mencegah transmisi dari ibu ke bayi. Hepatitis B pada orang hamil di angka 3–8 persen. Jika diketahui lebih awal terkena hepatitis B, tiga bulan terakhir sebelum melahirkan, ibu hamil harus diberi obat. Kemudian, saat dilahirkan, bayi langsung disuntik imunisasi pasif dan vaksin hepatitis B. ”Dengan cara seperti itu, 90 persen kemungkinan bayi tidak terinfeksi,” ungkapnya.

Miftah menyebut langkah preventif tersebut salah satu upaya menyelamatkan generasi 20 tahun yang akan datang dari hepatitis B kronis. Banyak pemeriksaan hepatitis B yang gratis. Langkah preventif untuk mencegah penularan hepatitis B bisa dimulai sebelum menikah. ”Kalau salah satu positif hepatitis B, pasangannya harus divaksin dulu,” tutur dia. (Redk-2)

TENTANG HEPATITIS B

– Disebabkan infeksi virus hepatitis B yang mengakibatkan peradangan dan kerusakan sel hati. Penularan terjadi melalui cairan tubuh (darah), hubungan seksual, dan berbagi jarum suntik.

– Menurut WHO (World Health Organization), saat ini tidak ada peningkatan risiko penularan hepatitis B melalui menyusui (ASI).

– Hindari menyusui dengan kondisi puting berdarah karena akan mengakibatkan pencampuran eksudat serosa dengan air susu dan berpotensi menularkan hepatitis B.

– Operasi Caesar belum terbukti dapat menurunkan risiko penularan hepatitis B dari ibu ke bayi.

– Hepatitis B tidak menular melalui makanan. Namun, hindari penggunaan sikat gigi bersama.

BUMIL DENGAN HEPATITIS B

– Penanganan membutuhkan kerja sama multidisiplin, baik dokter spesialis kandungan maupun penyakit dalam dan dokter anak.

– Jika perempuan belum pernah divaksin sebelumnya, dapat diberikan vaksinasi segera, baik sebelum maupun saat hamil.

– Ibu hamil tetap mengonsumsi multivitamin secara rutin dan ikuti anjuran dokter.

– Jika hepatitis B aktif, akan dipertimbangkan pemberian obat antivirus tiga bulan terakhir sebelum ibu hamil melahirkan. Saat lahir, bayi langsung diberi imunisasi dan vaksin hepatitis B.

– Vaksin idealnya diberikan kepada bayi sebanyak 3–4 kali agar ketika dewasa terlindungi dari hepatitis B.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *