KALTENGKITA.COM-Secara teori, saat seseorang mengalami serangan jantung harus mendapatkan pertolongan segera dalam hitungan detik atau golden period. Jika tidak, maka akan berujung kematian.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah Dr. med. dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP (K) dari Heartology Cardiovascular Center mengatakan, serangan jantung adalah gangguan aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga otot jantung mengalami kerusakan, atau disebut juga infark miokard, penyebab utama kondisi ini adalah penyakit jantung koroner.
Ia menjelaskan bahwa kondisi serangan jantung termasuk dalam kegawadaruratan yang butuh waktu penangangan sesegera mungkin oleh tim emergency dan spesialis jantung, kematian akibat serangan jantung bisa terjadi akibat terlambat mendapatkan penanganan medis.
“Karena apabila serangan jantung yang luas, parah, terlambat atau tidak tertangani dengan baik, maka kemungkinan komplikasi yang di timbulkan akibat serangan jantung akan semakin berat,” katanya secara webinar, Selasa (14/6).
Komplikasi yang bisa terjadi antara lain gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, syok kardiogenik, dan henti jantung yang dapat berujung pada kematian. Maka dari itu, penyelamatan sangat penting harus segera dilakukan.
“Waktu sangatlah vital,” tegasnya.Gejala Serangan JantungMenurutnya, sebagian besar serangan jantung identik dengan gejala seperti nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertekan, sensasi terbakar, sakit di dada sebelah kiri atau tengah, kemudian menjalar sampai ke punggung, rahang, dan lengan, nyeri memberat saat beraktivitas, lalu gejala lain, seperti sesak napas, munculnya keringat dingin, mual, muntah, dan pusing. Bisa juga, gejala serangan jantung dijumpai mirip dengan keluhan GERD atau maag.
“Bahkan ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala namun langsung mengalami henti jantung atau mati mendadak. Bila Anda mengalami salah satu gejala seperti diatas segera ke rumah sakit yang memiliki fasilitas jantung,” kata dr. Denio.
Serangan Jantung Bisa Diselamatkan Perburukan kondisi pasien seharusnya bisa kita hindari, salah satunya dengan tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary Percutaneous Coronary Intervention), atau Angioplasty Primer.