PALANGKA RAYA,KALTENGKITA.COM-Masalah stunting di Kalimantan Tengah tidak boleh dianggap sebelah mata. Hal ini perlu ditangani dengan serius. Karenanya, anggota Komisi III DPRD Kalteng, Andayani mengatakan pencegahan stunting harus menjadi perhatian semua pihak. Salah satunya yakni meningkatkan peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di masing-masing RT.
Menurutnya, pemerintah khususnya provinsi, kabupaten dan kota, harus terus berupaya menangani stunting yang masih terjadi di wilayah Kalteng. Upaya tersebut perlu dibarengi dengan keseriusan, sehingga persoalan stunting dapat diatasi dan angkanya pun bisa ditekan. Peningkataan Posyandu diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang permasalahan kesehatan, terutama bahaya stunting pada anak.
“Dalam menangani stunting, perlu komitmen dan keseriusan. Apabila semua bisa berkomitmen dan serius, maka stuntung dapa kita tekan angkanya. Ini menjadi perhatian bersama. Sampai saat ini upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik, tetapu perlu ditingkatkan lagi dengan menjalankan program-program yang ada sehingga lebih maksimal dan merata,” tuturnya.
Daerah pelosok dapat menjadi fokus utama dalam program penanganan stunting, apalagi tenaga kesehatan di daerah tersebut masih minim bahkan tidak ada. Pasalnya, stunting banyak terjadi di wilayah pedesaan yang ada di pelosok. Petugas kesehatan merupakan ujung tombak dalam menangani persoalan stunting, karena mereka juga memiliki fungsi untuk memberikan edukasi dan sosialisasi perilaku hidup sehat ke masyarakat. Untuk itu, Andayani meminta jika sebuah desa tidak ada petugas kesehatan, puskesmas induk atau UPY dapat langsung turun ke lapangang dengan mendatangi rumah-rumah warga untuk mensosialisasi serta mengedukasi masyarakat secara berkelanjutan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jika pencegahan stunting dilakukan secara berjenjang, yakni melibatkan pihak sekolah sebagai pusat pencegahan dini untuk kasus stunting di Kalteng. (Redk-2)