PALANGKA RAYA, KALTENGKITA.COM – Belakangan ini, kualitas udara di kota-kota besar, tidak terkecuali di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mulai kurang baik. Hal itu terjadi tidak hanya dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), tapi bisa juga dihasilkan dari pembuangan gas kendaraan bermotor dan juga pembakaran sampah secara sembarangan.
Menyikapi hal itu, Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto mendorong pemerintah agar memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak apabila membakar sampah sembarangan.
“Bukan hanya Karhutla saja, tapi pembakaran sampah (sembarangan) juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara,” ujarnya, Jumat (25/8/2023).
“Pemko harus memberikan edukasi mengenai dampak dari membakar sampah sembarangan,” ujarnya.
Dia menuturkan, memberikan edukasi dan sosialisasi secara massif itu sangat penting. Apalagi, masih banyak yang melakukan pembakaran sampah secara terbuka. “Jadi, penting sekali edukasi dan sosialisasi tentang dampak dari pembakaran itu,” tuturnya.
Dalam hal ini, ada beberapa dampak sampah terhadap lingkungan. Membakar sampah rumah tangga, plastik, dan kayu yang dicat berbahaya bagi lingkungan, karena bahan-bahan tersebut melepaskan bahan kimia beracun yang mencemari udara.
Udara yang tercemar karena asap pembakaran sampah dapat dihirup oleh manusia dan hewan, disimpan di tanah, serta terpapar ke permukaan air dan tanaman. Residu dari pembakaran mencemari tanah dan air tanah, hingga dapat memasuki rantai makanan manusia melalui tanaman dan hewan ternak.
Bahan kimia tertentu yang dilepaskan oleh asap pembakaran sampah dapat terakumulasi dalam lemak hewan, yang bisa berbahaya saat manusia mengonsumsi daging, ikan, dan produk susu.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk tidak melakukan pembakaran secara sembarangan. Dengan begitu, turut menjaga kualitas udara tetap baik. (*/Redk-1)