Sementara itu, Herry IP mengatakan bahwa periode buruk yang dialami Bagas/Fikri saat ini merupakan hal yang normal bagi pemain muda.
“Jujur saja, saat mereka menjadi juara All England itu rasanya surprise banget. Dan seolah-olah, setelah itu, ada tuntutan dari publik bahwa ketika ada pemain yang sudah juara All England, maka mereka nggak boleh kalah.”
“Saya hanya ingin bilang, mereka masih dalam proses untuk mencapai peningkatan-peningkatan penampilan. Dan Bagas/Fikri memang belum stabil. Jadi, belum kuat dalam menahan tekanan untuk kembali mendapatkan gelar-gelar juara yang lebih besar. Prosesnya masih panjang,” ucap Herry IP.
Herry IP menambahkan bahwa kekalahan-kekalahan pada babak-babak awal pasca All England 2022, bisa berpengaruh besar kepada mental Bagas/Fikri. Kondisi piskologis mereka menjadi terganggu.
“Setelah dari All England, ketika main di Swiss saya bilang ke mereka, ‘Kalian mulai dari nol lagi ya.’ Hal itu untuk mengantisipasi tekanan setelah kemenangan di All England,” kata Herry IP.
“Sebab saya melihat kondisi mereka drop banyak. Mulai dari konsentrasi, fokus, dan fisik. Ini akibat kekalahan-kekalahan itu. Dalam pertandingan-pertandingan tertentu misalnya saat menghadapi ganda India di Swiss Open (Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, Red), terlihat mereka sudah nggak bisa mikir di game ketiga. Mereka sudah blank. Fisiknya dan pikirannya turun banget,” kata Herry IP.
“Tetapi memang pemain-pemain muda harus mengalami proses seperti itu. Marcus/Kevin dan Hendra/Ahsan juga mengalami proses seperti itu. Proses untuk melatih konsentrasi, tenaga, dan pikiran. Ada yang bisa langsung juara. Ada yang tidak. Ada yang cepat dan ada yang lambat prosesnya. Fajar/Rian termasuk yang lambat. Itu saja yang bikin beda,” tambah Herry IP.
Di sisi lain, Fikri bertekad untuk mencapai hasil terbaik di Kejuaraan Dunia 2022.
“Semoga bisa juara, tapi kami tahu dilaluinya tidak mudah. Jadi step by step dulu. Kasih yang terbaik setiap pertandingan,” kata Fikri dikutip dari siaran pers PP PBSI.
“Istilahnya kami ingin hasil lebih bagus di sini. Berjuang terus dan tidak mudah menyerah. Mau menang atau kalah, tetap fight,” tambah Fikri.
Herry IP mengatakan bahwa persiapan menuju Kejuaraan Dunia 2022 sudah cukup baik. Dia sadar bahwa tekanan kepada pemainnya terutama soal fisik dan mental akan sangat besar.
Herry IP menambahkan bahwa bermain di arena besar seperti Tokyo Metropolitan Gymnasium akan sangat menantang. Karateristik arenanya, cocok untuk permainan lambat.
Shuttlecock yang digunakan juga berbeda ketimbang turnamen-turnamen lainnya. Shuttlecock di Tokyo, kata Herry IP, lebih ringan.