KALTENGKITA.COM-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak para orang tua untuk tidak terlalu banyak mengizinkan anak mencicipi makanan manis. Sebab, anak-anak rentan mengalami masalah gigi berlubang karena makanan manis dan malas gosok gigi.
Hal itu diungkap Budi saat meninjau pemeriksaan gigi dan mulut anak SDN Gunung Geulis 01, Kabupaten Bogor. Ia mengingatkan kepada para guru dan orang tua agar anak-anak mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis, rajin menyikat gigi, dan rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan.
“Kesehatan gigi itu tidak boleh terlalu banyak makan dan minum yang manis-manis, sikat giginya mesti rajin, dan minimal periksa gigi setahun dua kali,” ujarnya dalam keterangan resmi Kemenkes, Jumat (19/8).
Data Kemenkes mengungkapkan, saat ini sekitar 88 persen anak-anak Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi. Menkes Budi menjelaskan program pemerintah untuk mengatasi masalah gigi anak-anak tersebut dilakukan dengan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kami akan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah. Nanti puskesmas-puskesmas dan posyandu akan kita seringkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah melalui unit kesehatan sekolah agar bisa melakukan pemeriksaan gigi ke anak-anak,” katanya.
Ia menilai pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah penting dilakukan. Hal ini menjadi salah satu siasat agar anak-anak mau memeriksakan giginya. Pasalnya, sejumlah masyarakat enggan memeriksakan gigi anaknya karena ada stigma yang berkembang.
Takut ke Dokter Gigi
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri, MSc mengatakan beberapa alasan masyarakat tidak mau memeriksakan gigi ke dokter gigi.
Pertama, karena biaya mahal, takut suara bor gigi, dan karena kebiasaan keluarga yang tidak pernah membawa anaknya memeriksakan gigi ke dokter gigi. Terkait biaya, lanjut drg. Usman, pemerintah sudah menanggungnya dengan BPJS Kesehatan.
“Padahal sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Adanya pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah menjadi salah satu solusi anak mau diperiksa giginya, dan orang tua harus mampu membiasakan pola hidup sehat pada anaknya,” tutup drg. Usman. (Redk-2)