KALTENGKITA.COM-Herbal aromatik berarti tanaman yang memiliki bau khas. Bau aromatik ditimbulkan oleh zat kandungan minyak asiri atau essential oil di dalamnya. Seperti herbal pada umumnya, minyak asiri terbukti bermanfaat bagi kesehatan umum tubuh manusia. Sebab, minyak tersebut tersusun atas kumpulan zat kimia yang sangat kompleks.
Minyak asiri hasil destilasi herbal, seperti minyak mawar, minyak melati, minyak kayu putih, dan minyak eukaliptus, dapat digunakan secara langsung. Jadi, cara penggunaan bisa dengan menghirup minyak hasil destilasi. Atau langsung menghirup uap rebusan campuran berbagai herbal aromatik tersebut.
Uji ilmiah sudah berhasil mempelajari khasiat berbagai minyak asiri, seperti sebagai antibakteri, antivirus, antiradang, antioksidan, antikanker, dan lainnya pada berbagai organ vital tubuh. Penyembuhan diri sendiri, seperti gangguan pernapasan, pencernaan, jantung, dan lain-lain yang bersifat awal, dapat dimulai dengan menghirup minyak asiri atau rebusan herbal aromatik. Rebusan herbal aromatik selanjutnya dapat diminum dengan takaran sesuai kondisi umum setiap orang.
Sejak awal penemuan, bau khas minyak asiri dari herbal itu membuat orang tertarik untuk menggunakannya. Dan terbukti bisa menjadi perantara untuk menyenangkan suasana hati. Contoh nyata adalah pemakaian pada aromatic bath, yaitu mandi dengan air rendaman herbal aromatik pada budaya masyarakat Jawa Tengah. Pengalaman membuktikan, cara itu membantu menyegarkan tubuh yang mengalami kelelahan, stres, dan ketegangan.
Minyak Eukaliptus untuk Gangguan Saluran Napas
Berbagai masalah kesehatan saluran napas senantiasa mengancam kehidupan manusia. Infeksi virus flu, misalnya, jangan dianggap sepele karena dapat menyebabkan kematian. Popularitas minyak asiri bernama eukaliptus mencuat pada masa pandemi Covid-19. Memang minyak itu sudah digunakan sebagai antivirus berbagai macam wabah flu, termasuk flu karena infeksi virus SARS (severe acute respiratory syndrome).
Tanaman asal adalah berbagai jenis tanaman Eucalyptus dengan Eucalyptus globulus sebagai penghasil terbesar. Studi yang dimuat dalam data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada 2021 menyatakan khasiat minyak itu sebagai antivirus pada berbagai jenis pengobatan. Jadi, bisa diberikan bersama obat dokter untuk mengobati gejala, bisa juga langsung berefek pada virusnya.
Kandungan senyawa eukaliptol dan senyawa monoterpen lain pada minyak terbukti bisa mencegah dan mengobati infeksi virus. Mekanismenya langsung melalui inaktivasi virus dengan ikatan langsung pada virus dan kemampuan berpenetrasi pada sel tuan rumah. Aktivitas antiradang, pengencer dahak, dan efek spasmolitik (pereda spasme) saluran napas memberikan dukungan pemakaiannya untuk mengatasi radang saluran napas.
Ulasan lain menyatakan khasiat eukaliptol untuk asma bronkial, sinusitis, dan chronic obstructive pulmonary disease (gangguan pernapasan pada saluran napas). Berbagai uji mempelajari kerja eukaliptol untuk mengatasi sinusitis, yaitu sebagai antiradang, mengatasi kebuntuan hidung, serta nyeri dan sakit kepala. Efek bronkodilatasi (pelebaran saluran napas) minyak eukaliptus dapat menjaga fungsi saluran napas, terutama berkaitan dengan pergerakan bulu halus saluran napas. Minyak eukaliptus asli dan berkualitas banyak dihasilkan di Australia. Indonesia belum membudidayakan banyak tanaman penghasil minyak tersebut. Sebagai alternatif, kita dapat menggunakan minyak kayu putih yang juga mengandung eukaliptol dengan kadar lebih rendah.
Khasiat minyak eukaliptus secara optimal didapat pada penggunaan minyak yang asli (orisinal) hasil destilasi tanaman. Minyak sintetis tidak akan menunjukkan aktivitas seperti minyak asli.
Dari perspektif toksisitas, eukaliptus aman bila digunakan dalam dosis normal. Pemakaian berlebih untuk waktu lama dengan cara apa pun bisa berbahaya. Jangan digunakan di lingkungan anak-anak. Penggunaan pada bayi berusia 30 bulan atau lebih muda dan lebih tua tidak dianjurkan.
Pemakaian minyak itu dapat dibantu dengan alat diffuser untuk menyebarkan minyak di ruangan. Bisa juga melalui pijatan. Sebagai minyak pijat, semua jenis minyak asiri harus dicampur terlebih dahulu dengan minyak pembawa, seperti minyak kelapa atau minyak zaitun yang berkualitas baik.
Minyak Asiri Jahe, Kunyit, dan Kencur
Jahe sebagai hebal aromatik untuk mengatasi gangguan awal kesehatan saluran napas, saluran cerna, jantung, dan pembuluh darah sudah lama terbukti. Data ilmiah untuk tujuan pencegahan dan bukan penyembuhan pada saluran napas juga sudah dibuktikan. Khasiatnya, antara lain, sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, antiradang, juga untuk mengatasi hidung buntu. Khasiat itu ditimbulkan oleh gingerol dan kandungan minyak asiri lain yang berkhasiat sebagai antiradang dan antioksidan.
Cara penggunaan, antara lain, dengan minum campuran jahe dan irisan jeruk lemon yang cocok untuk nyeri tenggorokan karena peradangan. Kita bisa juga langsung mengunyah rimpang muda jahe. Untuk hidung tersumbat dan kebuntuan hidung, hiruplah uap rebusan rimpang jahe secara langsung.
Campuran rimpang jahe, kunyit, dan kencur dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan sebagai antioksidan, antiradang, antibakteri, antivirus, antikanker, dan gangguan lambung.
Tiga jenis rimpang itu termasuk herbal aromatik yang dapat digunakan dengan cara diminum dan dihirup. Cara yang mudah adalah merebus semua rimpang yang sudah dikupas dan diiris dalam api sedang hingga mendidih. Setelah diangkat dari api, tuangkan terlebih dahulu ke dalam mangkuk. Hiruplah uap rebusan dengan cara mendekatkan kepala pada rebusan beberapa detik. Angkat dan dekatkan kepala beberapa kali. Cara tersebut dapat dilakukan dua kali sehari. Setelah itu, rebusan dapat diminum sekali sehari 250 ml. (*)
Cara Penyiapan
Menghirup Uap Minyak Eukaliptus atau Minyak Kayu Putih
– Siapkan air mendidih dalam sebuah mangkuk berukuran sedang.
– Beri 3–5 tetes minyak atau sesuai dengan ukuran mangkuk.
– Dekatkan wajah pada mangkuk, tutupkan handuk pada kepala agar uap air dan minyak tidak berhamburan.
– Hirup secara perlahan beberapa detik, angkat wajah. Lakukan beberapa kali sesuai dengan kekuatan kita.
– Lakukan 2–3 kali sehari.
Menghirup Uap Rebusan Herbal
– Rebus campuran jahe, kunyit, dan kencur hingga mendidih.
– Tuangkan ke dalam mangkuk berukuran sedang.
– Dekatkan wajah pada mangkuk, hirup uap selama beberapa detik, angkat wajah. Lakukan beberapa kali sesuai dengan kekuatan kita.
– Tutup kepala dengan kain handuk agar uap tidak berhamburan.
– Lakukan 2–3 kali sehari.
*) Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS, Guru Besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Kanal Kesehatan Prof Mangestuti