Nilai rupiah pun ditengarai tak terlalu anjlok. Selama periode 1 Januari 2021 hingga 2022, rupiah melemah 4,43 persen dibandingkan dolar Amerika Serikat (USD).
Pria yang akrab disapa CT pun membandingkan dengan yen Jepang yang anjlok 21 persen pada periode yang sama. Lainnya, rupee India yang memiliki populasi besar dan sumber daya yang melimpah, pun melemah 7,39 persen.
“Masalah yang harus ditangani adalah disparitas ekonomi yang bakal melebar. Sebab, yang diuntungkan dengan naiknya komoditas adalah pengusaha. Sedangkan pekerja belum tentu naik gaji dan bisa mengimbangi inflasi,” paparnya.
Realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44 persen diyakini akan tetap terjaga. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis sepanjang tahun ini akan tetap ada di atas 5 persen.
“PDB kuartal II 2022 melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian itu juga semakin memperkuat level perekonomian untuk terus melaju melampaui level prapandemi,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari akhir pekan lalu.
Rahayu menambahkan, relaksasi aturan perjalanan yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat, terutama pada masa Ramadan dan Lebaran, serta kinerja ekspor komoditas unggulan yang masih sangat kuat menjadi faktor kunci pendorong pertumbuhan triwulan II. “Ke depan, perekonomian diperkirakan masih melaju dengan kuat,” imbuhnya.