JAKARTA,KALTENGKITA.COM-Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan para kader moncong putih untuk tidak terburu-buru mendeklarasikan tokoh yang akan diusung pada Pilpres 2024. Hal ini merespons adanya deklarasi Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang belakangan terjadi di sejumlah daerah.
Hasto tak mempermasalahkan adanya masyarakat yang melakukan deklarasi terhadap kader PDIP. Namun, keputusan partai berlambang banteng moncong putih ada pada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Namanya kebebasan berekspresi itu kan boleh-boleh daja, kita kan tidak hidup pada zaman penjajahan. Tetapi buat seluruh kader PDIP tentu memahani suatu aturan bahwa penetapan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ditetapkan ibu ketum,” kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/7).
“Sebagai contoh kemarin ada relawan yang mengaku datang dari PDIP, yang mengaku eks kader PDIP yang kemudian mendeklarasikan, disitu partai juga memberikan pendidikan politik, mari kita kerja ke bawah sesuai keputusan Rakernas terkait capres-cawapres itu nanti ibu ketum yang memutuskan,” sambungnya.
Politikus asal Jogjakarta ini menekankan, keputusan Megawati merupakan yang terbaik. Hal ini terlihat pada kemenangan Pilkada, serta Pemilu 2014 dan 2019.
“Kita punya pengalaman di Pilkada, di Pemilu 2014 dan 2019 yang diputuskan ibu ketum adalah yang terbaik,” ujar Hasto.
Hasto pun memastikan, apabila terdapat kader PDIP yang tidak mengindahkan keputusan partai, tak segan akan menegurnya. Sebab, keputusan capres-cawapres hak prerogatif Megawati.
“Prinsipnya, siapapun sebagai kader partai telah mengambil suatu keputusan dini diluar disiplin organisasi partai, kami ingatkan. Karena itulah disiplin yang dikedepankan oleh partai,” pungkas Hasto. (Redk-2)