NOTTWIL-Tim Para-atletik Indonesia punya bekal bagus menjelang ASEAN Para Games (APG) 2022. Ini setelah Indonesia membawa pulang enam emas dalam ajang Grand Prix Para-Atletik di Nottwil, Swiss, pada 26 sampai 28 Mei.
Skuad Merah Putih terus melakukan persiapan menjadi tuan rumah APG 2022 yang dijadwalkan bergulir 30 Juli-6 Agustus. Dan salah satunya melakukan uji coba di Swiss bagi atlet para-atletik.
Hasilnya, setengah lusin medali emas dibawa pulang masing-masing dari Saptoyogo Purnomo dari nomor lari 100 dan 200 meter putra T37. Lalu Kharisma Evi Tiarani (lari 100 m putri T42), Famini (lempar cakram putri F56), Rica Oktavia (lompat jauh putri T20), dan Fauzi Purwo (lempar lembing putra F57).
Selain itu, Indonesia juga meraih tiga perak melalui Jaenal Aripin (balap kursi roda 100m putra T54), Putri Aulia (lari 100m putri T13), Nur Ferry P. (lari 100m putra T47). Serta ada tambahan dua medali perunggu dari Fauzi Purwo L. (tolak peluru putra F57) dan Ni Made Aryanti P (lari 100m putri T12).
Kharisma Evi yang tampil apik pada nomor lari 100meter T42 mengaku pencapaian di Swiss menjadi modal penting jelang APG 2022.
“Meski mampu merebut medali emas, saya belum puas dengan penampilan saya di sini (Swiss). Sebab daya tahan tubuh masih belum bagus sehingga saat final energi tidak sebagus saat babak penyisihan,” kata Evi dalam siaran pers yang dikutip dari Antara.
Grand Prix Para-atletik di Nottwil, Swiss, merupakan ajang resmi yang diselenggarakan oleh World Para Athletics (WPA) dan dikuti oleh 21 negara dari seluruh dunia.
Selain Indonesia, terdapat dua negara lain dari Asia Tenggara yang tampil yakni Thailand dan Malaysia.
Sayangnya, kedua negara pesaing Indonesia di ajang APG 2022 itu tidak menurunkan kekuatan terbaik di Nottwil. Sebab, mereka juga mengirim atlet untuk mengikuti kejuaraan yang lain.
“Meski Thailand dan Malaysia tidak menurunkan banyak atlet, kami tetap bisa memantau kekuatan mereka dari hasil yang di masukan ke website WPA,” kata pelatih para-atletik Indonesia Slamet Widodo.
“Semua pelatih akan terus memantau dan mengevaluasi sejauh mana kekuatan atlet Indonesia dibandingkan dengan kedua negara pesaing tersebut,” tambah Slamet.
Thailand tidak menurunkan atlet terbaik mereka di nomor kursi roda, Malaysia cukup tangguh di tunagrahita sedangkan Indonesia kuat di tunadaksa.
Dua misi besar diusung para-atletik Indonesia dalam mengikuti kejuaraan di Nottwil. Selain untuk memantau sejauh mana kesiapan atlet sebelum tampil di ASEAN Para Games 2022, kontingen Merah Putih juga berlaga untuk kualifikasi menuju ASIAN Para Games 2022 yang mundur dan kemungkinan bergulir 2023.
Sebelumnya wakil Indonesia dari cabang para-bulu tangkis Indonesia juga membawa pulang enam gelar juara pada ajang 4th Fazza Dubai Para Badminton International 2022 di Dubai, Uni Emirat Arab, 24-29 Mei. (Redk-2)