Omicron Belum Signifikan Pengaruhi Ekonomi

JAKARTA, KALTENGKITA.COM – Kamis (10/02/2022) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen.

Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar, terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, kondisi likuiditas tetap longgar.

Bank sentral telah menambah likuiditas melalui quantitative easing di perbankan sebesar Rp 10,34 triliun hingga 8 Februari lalu. Selain itu, otoritas moneter melanjutkan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2022 sebanyak Rp 3,56 triliun.

“Melalui mekanisme lelang utama sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022,” kata Perry usai RDG BI secara virtual.

Dia menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan pada akhir tahun lalu tetap longgar. Tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi. Yakni, mencapai 35,12 persen serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 12,21 persen year-on-year (YoY).

Likuiditas perekonomian juga meningkat. Terlihat pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) pada Desember 2021. Masing-masing meningkat sebesar 17,9 persen YoY dan 13,9 persen YoY. Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan peningkatan kredit perbankan.

Perry mengatakan, momentum perbaikan ekonomi nasional berlanjut pada 2022. Meski peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron perlu diwaspadai tapi, sejumlah indikator ekonomi hingga Februari 2022 tercatat tetap baik. Antara lain, penjualan eceran melalui indeks penjualan riil sebesar 3 persen, indeks ekspektasi konsumen di level 136,8, dan Prompt Manufacturing Index (PMI) di posisi 50,17 persen di tengah perbaikan mobilitas masyarakat yang melandai.

“Dampak omicron ke pertumbuhan ekonomi di kuartal I tentu saja secara keseluruhan tidak berpengaruh secara signifikan,” pungkasnya. (Redk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *