PANGKALAN BUN, KALTENGKITA.COM- Maraknya pinjaman online (Pinjol) yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, membuat polisi bertindak cepat. Pasalnya aksi yang dilakukan bukan hanya membuat warga atau para korbannya semakin terlilit utang, namun juga terancam dengan berbagai aksi yang tidak terpuji.
Bahkan jajaran Mabes Polri baru saja melakukan aksi penggerebekan di salah satu kantor Pinjol yang ada di Jakarta beberapa waktu lalu. Begitupula yang dilakukan jajaran Polres Kobar juga sudah membentuk Satuan Tugas tanggap Pinjol Illegal.
Menurut Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah, S.I.K. melalui Kasat Reskrim AKP Rendra Adhytia Dani mengatakan, untuk saat ini sudah ada 2 laporan yang masuk kepada pihak berwajib.
Saat ini menurutnya masih dilakukan penyelidikan mendalam. Berbagai upaya ataupun modus dilakukan diantaranya memberikan penawaran kepada calon nasabah dengan persyaratan yang mudah tanpa harus bertemu ataupun bertatap muka.
Selain itu, mereka juga memberikan syarat kepada calon nasabah untuk mengikuti kebijakan atau ketentuan dalam aplikasi pinjaman online. Dimana data nomor kontak dalam ponsel nasabah dapat dibuka oleh pemberi pinjaman.
“Kami minta warga tetap berhati-hati dan tidak mudah tertipu daya oleh maraknya penawaran pinjol illegal. Kami saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap dua laporan yang sudah masuk,” ucap Rendra.
Ia menegaskan, para pelaku juga menggunakan berbagai cara yang kurang bijak kepada nasabahnya. Sehingga tidak sesuai dengan tata cara penagihan sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 77 POKJ 01/2016 tentang Penyelenggaraan Jasa Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Tidak jarang penagihan yang dilakukan dengan cara mengirim beberapa nomor yang ada dikontak untuk memperlakukan nasabahnya. Padahal apabila mereka sudah membayar, data milik nasabah harus dihapus. Tetapi kenyataannya data para korban tidak dihapus dalam aplikasi dengan alasan tidak masuk dalam sistem. (Redk-2)